CANDI SINGOSARI DI MALANG
JAWA TIMUR
(Handout)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengembangan Bahan Ajar
Yang dibina oleh Ibu Ulfatun
Nafi’ah, M. Pd.,
Oleh
Ezra Imanuel Suwarno Ilham Yudha Pradana
Luvi Dyla Maulana Muhammad Nashrulloh
Ririn Trianingsih
Luvi Dyla Maulana Muhammad Nashrulloh
Ririn Trianingsih
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
Februari 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keberhasilan
guru sebagai pendidik tidak pernah lepas dari model pembelajaran yang
diterapkan kepada siswanya. Untuk memudahkan guru dalam penyampaian materi saat
proses pembelajaran kepada peserta, diperlukan suatu bahan ajar. Menurut
National Centre for Competency Based Training (2007) dalam Prastowo (2015),
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Sedangkan, menurut
Prastowo (2015) bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara
sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didikdan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan
implementasi pembelajaran.
Menurut
Sungkono dkk., (2003) secara garis besar bahan ajar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi
pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen
sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah
dikuasai guru secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum
menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang
bersifat konvensional. Dampak dari pembelajaran konvensional ini antara lain aktivitas guru lebih dominan
dan sebaliknya siswa kurang aktif karena lebih cenderung menjadi pendengar
sehingga proses pembelajaran dianggap tidak menarik karena kurang variatif.
Dalam pembuatan bahan ajar sejarah,
diperlukan kreativitas dalam pengemasan materi supaya tidak terkesan monoton.
Diantara sekian banyak jenis bahan ajar, handout merupakan salah satu bahan
ajar yang praktis dan mudah. Menurut Prastowo (2015), handout umumnya
diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang
diajarkan dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena
itu, kelompok kami akan membahas mengenai konsep-konsep mengembangkan handout
bagi pembelajaran sejarah.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana karakteristik pengembangan
bahan ajar handout?
2. Bagaimana konsep penyusunan handout
“Candi Singasari” ?
C. Tujuan
1. Memaparkan karakteristik pengembangan
bahan ajar handout.
2. Memaparkan konsep penyusunan handout
“Candi Singasari”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik
Pengembangan Bahan Ajar Handout
Bahan ajar
memiliki berbagai bentuk salah satunya berbentuk bahan cetak (printed). Bahan cetak adalah sejumlah
bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan
pembelajaran atau penyampaian informasi. Salah satu bentuk bahan ajar tersebut
adalah handout. Menurut Prastowo (2011: 79) Handout adalah bahan pembelajaran
yang sangat ringkas dengan didukung oleh beberapa literatur yang relevan
terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik
guna memudahkan mereka pada saat proses pembelajaran. Sedangkan menurut
pendapat Slirawati (2010) handout merupakan bahan ajar yang dituangkan secara
ringkas yang berguna sebagai pegangan dalam pembelajaran. Dengan adanya handout
guru membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran secara lebih terarah
dan terfokus, karena handout adalah sejenis kisi-kisi materi ajar yang akan
disampaikan oleh guru.
Karakteristik
yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat memberikan
kerangka pemikiran yang lebih utuh kepada siswa. Meskipun handout memiliki
karakteristik padat informasi, namun sebagai media pengajaran penjelasan yang
lebih rinci tentang handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran.
Handout dapat diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan
catatan tambahan bagi siswa. Handout dibedakan menjadi dua macam, yaitu handout
mata pelajaran praktik dan handout nonpraktik. Selain itu handout juga memiliki
beberapa bentuk, bentuk handout ada 3 yaitu: (1) Bentuk catatan, handout yang
menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang suatu topik yang akan
dibahas. (2) Bentuk diagram, handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau
gambar, baik yang dilukis secara lengkap maupun yang belum lengkap. (3) Bentuk
catatan dan diagram, handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan
kedua.
Untuk membuat
handout, ada hal penting lain yang juga harus dipahami yaitu tentang keunikan,
ciri khas atau karakteristik handout. Dengan memahami karakteristik handout,
maka akan lebih mudah untuk mengidentifikasi ciri-cirinya agar kemudian dapat
menyusunnya. Karakteristik dari bahan ajar handout ada tiga macam, yaitu: (1)
merupakan jenis bahan cetak yang dapat memberikan informasi kepada siswa. (2)
pada umumnya handout berhubungan dengan materi yang akan diajarkan pendidik dan
(3) pada umumnya handout terdiri atas catatan baik lengkap maupun kerangkanya,
tabel, diagram, peta, dan materi-materi tambahan lainnya (Prastowo, 2011: 81).
Sebagai
bahan ajar handout tersusun atas unsur-unsur penyusunnya. Unsur-unsur penyusun
handout disebut juga sebagai struktur handout. Unsur-unsur ini harus dipahami
dan diketahui untuk bisa mmembuat handout dengan benar. Handout sebagai sebagai
salah satu bentuk bahan ajar memiliki struktur yang terdiri atas dua unsur
(komponen), yaitu judul dan pendukung (Diknas, 2004). Apabila dibandingkan
dengan struktur bentuk bahan ajar cetak lainnya handout tergolong yang paling
sederhana, karena hanya terdiri atas dua unsur. Adapun dua unsur tersebut
adalah sebagai berikut. Pertama, identitas
handout. Unsur ini terdiri atas nama madrasah, kelas, nama mata pelajaran,
pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman, mulai berlakunya handout, petunjuk,
tugas, dan latihan kerja. Kedua, materi
pokok atau materi pendukung pembelajaran yang akan disampaikan. Tetapi sebelum
memilih materi pokok terlebih dahulu harus menganalisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar, supaya handout lebih tepat sasaran kepada siapa handout
tersebut digunakan. Ditambah pula oleh Andriani dalam (Prastowo, 2011: 83)
bahwa handout dapat berisi penjelasan, pertanyaan dan kegiatan para peserta
didik, dan pemberian umpan balik ataupun langkah tindak lanjut. Sehingga
handout menjadi bahan ajar yang bisa diperkaya dengan berbagai macam fungsi,
salah satunya sebagai alat evaluasi
B.
Peranan Bahan
Ajar Handout bagi Peserta Didik
Salah satu bahan ajar yang dapat
digunakan yakni handout. Handout berisi point-point penting dari materi
pelajaran yang sedang dipelajari sehingga tidak akan membuat siswa kebingungan
dalam mempelajari suatu materi. Penggunaan handout dalam pembelajaran dapat
memiliki beberapa fungsi seperti yang disampaikan oleh Steffen dan Peter
Ballstaedt dalam Prastowo (2015: 80) bahwa fungsi handout antara lain:
a.
Membantu peserta didik
agar tidak perlu mencatat
b.
Pendamping penjelasan
pendidik
c.
Bahan rujukan peserta
didik
d.
Memotivasi peserta
didik agar lebih giat belajar
e.
Pengingat pokok-pokok
materi yang diajarkan
f.
Memberi umpan balik
g.
Menilai hasil belajar
Tujuan Pembuatan Handout
Pembuatan
handout memiliki beberapa tujuan (Prastowo: 2015:80) antara lain:
a.
Untuk memperlancar dan
memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi
peserta didik
b.
Untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik dan
c.
Untuk mendukung bahan
ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.
Selain itu penyusunan
handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa manfaat, diantaranya
memudahkan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran serta melengkapi kekurangan
materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan
secara lisan oleh pendidik (Prastowo, 2015:81). Raharjo (2011) mengatakan bahwa
fungsi handout adalah sebagai alat bantu sehingga siswa lebih memahami materi
yang diajarkan. Handout dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan pegangan
siswa.
BAB III
KONSEP PENYUSUNAN
HANDOUT
A.
Tahap-Tahap Penyusunan Handout
Tahapan pengembangan
handout tidak jauh berbeda dengan tahapan pengembangan modul. Yang membedakan keduanya,
bahwa handout tidak selengkap modul. Jika modul dikembangkan untuk mencapai
target pembelajaran tertentu maka handout dikembangkan untuk menutup kelemahan
atau sebagai komplemen dari modul/buku/sumber belajar lain yang digunakan. Jika
dilihat dari macamnya, handout dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
handout yang terlepas sama sekali dari buku utamanya dan bagian yang tak
terpisahkan dari buku/modul yang digunakan untuk materi tertentu. Handout akan
berisi materi baru jika dalam perkembangan pembelajaran ditemukan
konsep/pemikiran atau masalah baru yang belum dibahas dalam modul/buku sumber
yang digunakan. Sementara itu, handout akan berisi penjelasan yang lebih
lengkap dari materi yang sudah dibahas dalam modul/buku atau diberikan dalam pembelajaran
lisan.
Dalam penyusunan
handout, maka handout tersebut paling tidak harus mengandung beberapa komponen,
seperti menuntut pembicara secara teratur dan jelas, berpusat pada pengetahuan
hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel yang sulit digambar oleh
pendengar dapat dengan mudah didengar. Aspek yang harus diperhatikan pada saat
mengembangkan handout adalah kedalaman dan banyaknya materi. Jika informasi
yang diberikan terlalu sedikit, pembaca tidak akan memperoleh manfaat apa-apa
dari handout. Sebaliknya, jika informasi dalam handout terlalu banyak, pembaca
akan enggan membacanya. Tantangannya adalah bagaimana mengisi dan menentukan
informasi yang pas dalam suatu handout.
Tahapan pengembangan
handout adalah sebagai berikut:
- Analisis
kebutuhan
Setelah berkunjung ke
SMKN 4 Malang dan bertemu dengan guru sejarah sekolah tersebut yaitu Ibu Tisna
Hestiningstyas, S.Sos., S.Pd. kami berkesimpulan bahwa pengembangan bahan ajar
handout ini sangat diperlukan oleh peserta didik karena materinya lebih
singkat, padat, jelas, selain itu handout juga dapat memberikan informasi yang
lebih detail yang tidak tercantum di dalam modul, buku, ataupun LKS. Mengingat bahwa di SMKN 4 Malang pemberian
handout kepada peserta didik jarang dilakukan, mereka hanya diberikan bahan
ajar berbentuk buku, modul ataupun LKS. Menurut Ibu Tisna Hestiningtyas pengembangan
bahan ajar berbentuk handout ini sangat diperlukan karena ketika guru sedang
berhalangan hadir di dalam kelas, guru tetap bisa memberikan atau menyampaikan
materi ajar kepada siswa melalui pemberian handout kepada peserta didik.
Melalui bahan ajar berbentuk handout ini siswa akan lebih mengetahui dan
memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai sejarah karena materinya hanya
terpokok pada satu materi dan dijabarkan lebih jelas.
- Analisis
Kurikulum
Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dilakukan
untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar. Dari
hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus
disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih.
Menurut Kurikulum 2013 revisi terbaru, kelompok kami
mengambil materi pokok Indonesia Zaman
Hindu-Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal dan materi ini disajikan pada peserta
didik kelas X Semester I. Tujuan menganalisis kurikulum adalah agar dalam
pembuatan bahan ajar berbentuk handout kita lebih terstruktur dan sesuai dengan
kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini.
Setalah menganalisis kurikulum mengenai materi apa yang
akan kita bahas dalam handout kita, maka selanjutnya adalah merumuskan
kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah tujuan
yang akan dicapai setelah mengikuti pelajaran untuk satu kali pertemuan.
Fungsinya untuk memberikan fokus pada peserta didik pada sub pokok bahasan yang
sedang dihadapi. Dalam handout kali
ini, Kompetensi Dasar yang kami ambil
yaitu Menganalisis karakteristik
kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukan contoh bukti-bukti yang masih
berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
a)
Merumuskan
Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator merupakan salah satu komponen penting
dalam kegiatan pembelajaran. Keberadaan indikator ini akan menjadi acuan
terhadap berhasil atau tidak berhasilnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan. Dengan itu, guru sangat diharapkan dapat memahami tentang
indikator. Dapat dirumuskan bahwa indikator merupakan kompetensi yang lebih
spesifik. Apabila serangkaian indikator dalam satu Komepetensi Dasar dapat
dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut sudah terpenuhi.
Indikator yang kami ambil dalam penyusunan handout ini
adalah
a.
Mendiskripsikan
sejarah singkat Kerajaan Singhasari beserta raja-raja dan masa pemerintahannya
b.
Mendiskripsikan pengelompokkan Candi di Indonesia.
c.
Mendiskripsikan
perbedaan langgam candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
d.
Mendiskripsikan sejarah Candi Singosari, Asitektur dan Ornamen
yang yang terdapat pada Candi Singosari
KD
|
Indikator
|
Materi Pokok
|
Pengalaman Belajar
|
Jenis Bahan Ajar
|
Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukan contoh bukti-bukti yang masih
berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
|
Siswa dapat:
a.
Mendiskripsikan
sejarah singkat Kerajaan Singhasari beserta raja-raja dan masa
pemerintahannya
b.
Mendiskripsikan pengelompokkan Candi di Indonesia.
c.
Mendiskripsikan
perbedaan langgam candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
d.
Mendiskripsikan sejarah Candi Singosari, Asitektur dan Ornamen
yang yang terdapat pada Candi Singosari
|
1.
Kerajaan
Singhasari
a.
Sejarah
singkat Kerajaan Singhasari.
b.
Raja-raja
Masa Pemerintahan Kerajaan Singhasari.
2.
Pengelompokan
Candi di Indonesia
a.
Pengelompokan
Candi
b.
Langgam
Candi di Indonesia
3.
Candi
Singosari
a.
Sejarah dan
Lokasi Candi Singosari
b.
Arsitektur
Candi Singosari.
c.
Ornamen
Candi dan Arca
|
1.
Membaca
materi dan melihat gambar-gambar tentang Candi Singosari.
2.
Siswa
berdiskusi dengan tema tentang Candi Singosari.
3.
Siswa
mendiskusikan pengelompokan candi Hindu di Indonesia khususnya di Kota
Malang.
4.
Siswa
berdiskusi mengenai Arsitektur dan Ornamen Candi Singosari.
|
Handout
|
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari analisis di atas,
jenis bahan ajar diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas
pengalaman belajar diuraikan dalan semakin mudah guru menentukan jenis bahan ajarnya.
3. Menentukan Judul
Handout
Dalam menentukan judul handout ini harus disesuaikan
dengan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan dicapai (Prastowo,
2015:88). Judul handout ini harus mencakup seluruhnya dari materi yang akan
kita ajarkan kepada peserta didik. Dalam
penyusunan handout kali ini, kelompok kami mengambil judul Candi Singosari di
Malang Jawa Timur. Alasan kami mengambil judul tersebut karena dilihat dari
kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik. Selain itu
kami mengambil objek Candi Singosari karena candi ini berada di Kota Malang dan
dapat dijangkau langsung oleh peserta didik apabila mereka ingin langsung
berkunjung ke candi tersebut untuk melihat ornamen, struktur, dan relief dari
Candi Singosari. Selain itu mereka juga bisa melihat dan mengamati kondisi
sosial masyarakat di sekitar Candi dan mendapat pengetahuan lain yang tidak ada
di dalam handout, buku, modul ataupun LKS.
4. Mengumpulkan
referensi sebagai bahan penulisan.
Proses
pegumpulan referensi ini diharuskan menggunakan sumber referensi yang sesuai
dengan materi dan dapat dipercaya sumbernya. Sumber referensi dapat berupa
buku, jurnal, karya ilmiah ataupun juga bisa dari internet. Hal yang harus
diutamakan dalam mencari referensi adalah keterkaitan buku dengan materi yang
dibahas setelah mencari sumber buku, jika merasa kurang dalam pendalaman
materi, kita juga dapat mencari sumber dari internet dengan ketentuan sumber
penulisan internet tersebut harus dipercaya dan dapat dipertenggung jawabkan
sehingga para pembaca handout ini yakin dengan materi yang disajikan.
Dalam penyusunan
handout kali ini, berikut ini adalah sumber-sumber yang kami gunakan dalam
penulisan materi Candi Singosari :
a. Sumber
Buku:
-
Ayatrohaedi. 1981. Dialektologi:
Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta.
-
Brahmantyo, G. 1998, Perwara Sejarah.
Malang: IKIP Malang.
-
Durmacay, J. 1984. Gubahan Arsitektur
di Jawa Timur. Dalam Amerta. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional.
-
Issatriadi. 1970. Kepurbakalaan
Indonesia, Alih Bahasa Jilid I. Surabaja: Djurusan Sedjarah FKIS-IKIP
Negeri Surabaja.
-
Kempers, A. J. B. 1959. Ancient
Indonesian Art. Cambrigde Massachussetts: Harvard University Press.
-
Mangunwijaya.
1988. WASTU
CITRA. Jakarta:
Penerbit GRAMEDIA.
-
Miksic.
2002. Indonesian
Heritage. Sejarah Awal Vol 1. Jakarta: Penerbit Buku AntarBangsa.
-
Mulyana, S. 1978. Negarakrtagama dan
Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bharata.
-
Munandar, A. A. 2008. Ibukota
Majapahit Masa Jaya dan Pencapaian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
-
Munandar.
1993. Kesenian
Pada Masa Majapahit, Tinjauan Ringkas, Bidang Kesenian Rupa dan Seni Sastra. Makalah Simposium Peringatan 100
tahun Majapahit. Mojokerto. Jawa Timur
-
Poesponegoro,
Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. ( Eds.). 2010. Zaman Kuno. dalam R.P
Soejono dan R.Z Leirissa (Eds.). Sejarah
Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
-
Santikno, H. 1995. Seni bangunan
Sakral Masa Hindu-Buddha di Indonesia (Abad VIII-XV Masehi): Analisis
Arsitektur dan Makna Simbolik,”Naskah Pidato pada Upacara Pengukuhan sebagai
Guru Besar Madya Tetap pada Fakultas Sastra UI tanggal 9 Desember 1995.
-
Soetarno, R. 1987. Aneka Candi Kuno
di Indonesia. Semarang: Dahara Prize.
-
Sumadio, B. 1992. Zaman Kuno (dalam
Poesponegoro & Notosusanto (ed) Sejarah Nasional Indonesia II Edisi ke-4.
Jakarta: Balai Pustaka.
b.
Sumber Internet
-
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0Rt2YLYLcOvjktMOiL5Jj8q67DX6SyFopY11krPlG4P0NGBnKYAn-e4KKX8hGgeHCyPR1mhPO40gzXJ_3zXgcnsMMHS-4S_h60Nijr8S6CkhIS9qDmLEEx67DCtrrRM4hhC1r4oZDRhcP/s1600/candi+singosari+singhasari+malang+4.jpg
-
https://gpswisataindonesia.files.wordpress.com/2014/02/af192-07010097.jpg
-
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihKlUnjMTnqYgRxm6dKEqfD3YjYvSLixWYd08zNkpHiqxwRYNm4EL5r5WQRJfd-yLeJcJOo0hbdm9QD1tl1BQT4iDpPCAufeBCc-YToUrAud_vyVkGvtikmg30IaQdr4wsWmRGV9_zFfqr/s1600/krtanegara_bhairawa.jpg
-
https://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/02/durga001.jpg
-
https://begituadanya.files.wordpress.com/2015/04/ganesha-04-rmv-1403-1681-photo-rmv-liggend.jpg
-
https://rentalmobilyogyakarta.net/wp-content/uploads/2013/02/Candi-singosari3.jpg
-
https://www.indonesiakaya.com/uploads/_images_gallery/1189_Arca-Resi-Agastya-yang-terdapat-di-Candi-Singosari-2.jpg
-
http://www.eastjavatraveler.com/wp-content/uploads/2012/12/ejtcom_singosari_2.jpg
-
http://media.viva.co.id/thumbs2/2015/12/23/355848_arca-prajnya-paramita-di-candi-singasari_641_452.jpg
- Menulis
materi handout
Dalam menulis upayakan
agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan
jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan
jumlah kalimatnya antara 3 sampai 7 kalimat. Namun, panjang pendeknya kata
sebenarnya tidak mempengaruhi, yang mempengaruhi adalah isi dari kalimat
tersebut yaitu apa mudah dimengerti ataupun tidak. Handout dapat diisi dengan
informasi dalam bentuk naratif deskriptif, tabel, diagram, gambar dan foto. Pilihan
penggunaan kata-kata, tabel, atau gambar ini tergantung dari materi yang akan
disajikan.
Ada beberapa alasan
yang menyebabkan gambar banyak digunakan pada saat kita mencoba menyampaikan
sesuatu, termasuk pada saat kita mengembangkan handout, diantaranya adalah
a. Mempengaruhi.
Gambar dapat mempengaruhi orang yang melihatnya.
b. Deskripsi.
Narasi saja terkadang tidak mencukupi, dengan gambar informasi yang ingin
disampaikan dapat lebih jelas dipahami.
c. Ilustrasi.
Gambar dapat membantu kita untuk membayangkan pesan yang ingin disampaikan.
Materi handout kali ini
lebih difokuskan mengenai Candi Singosari di Malang Jawa Timur. Salah satu
peninggalan Kerajaan Singhasari adalah Candi Singosari yang terletak di Desa
Candirenggo, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
· Candi
Singosari didirikan pada tahun 1304 M, sebagai tempat pemujaan terhadap Raja
Krtanagara atas perintah dari ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawisnudwardhani.
· Tahun
1901: Komisi Arkeologi Belanda mengadakan penyelidikan terhadap Candi Singosari.
- Tahun 1934: Departemen Survei
Arkeologi dari pemerintah Hindia Timur merestorasikan Candi Singosari.
- Tahun 1937: Selesai pemugaran
- Bangunan suci yang berbentuk
candi melambangkan tiga lapisan dunia kehidupan (triloka):
a)
Bagian pertama berupa dasar yang
melambangkan dunia manusia yang masih terikat kepada hawa nafsu keduniawian,
yakni tempat orang yang bersalah dan berdosa, atau disebut dengan dunia Bhurloka.
b)
Bagian kedua, berupa tubuh candi yang
melambangkan dunia manusia yang telah terlepas dari nafsu dan keterikatannya
pada duniawi atau disebut dengan bhuwarloka
c)
Bagian ketiga berupa atap candi yang
melambangkan dunia kedewataan, atau disebut dengan swarloka
- Keindahan seni bangunan candi
Singosari terletak pada gaya atau langgam dari aliran Ciwa-Buddha.
- Bagian candi Singosari:
a)
Bagian tengah terdapat lingga dan yoni.
b)
Sebelah kiri dan kanan terdapat arca
Mahakala dan Nandiswara.
- Terdapat beberapa ornamen candi dan arca yang terdapat di Candi Singosari, diantaranya adalah Kepala Kala, Arca Siwa Bhairawa, Arca Durgamahisasuramardini,Arca Ganesya, Arca Rsi Agastya, Arca Prajnaparamita, Arca Dewi Parwati, Arca Kendaraan Dewa Surya
- Melakukan Penilaian
Keberhasilan Belajar Mengajar Dan Evaluasi
Untuk mengukur dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui test prestasi belajar.
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, test prestasi belajar yang digunakan
dalam handout kali ini adalah test Formatif. Teknik penilaian ini dilakukan
dengan menjawab 15 soal obyektif, 5 soal isian dan 1 pertanyaan untuk
didikusikan di dalam kelompok kecil.
a. Bobot
untuk soal obyektif adalah 3 jika jawaban itu benar dan 0 jika jawaban salah
b. Bobot
soal untuk soal uraian adalah
-
Skor 5 :
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/ tepat sesuai dengan kajian
pembelajaran pada handout.
-
Skor 4 :
jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian pembelajaran
pada handout.
-
Skor 3 :
jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian pembelajaran
pada handout.
-
Skor 2 :
jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian pembelajaran pada
handout.
-
Skor 0 :
jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan.
c. Bobot
untuk soal diskusi
-
Skor 30 :
Baik sekali
-
Skor 20 :
Baik
-
Skor 10 :
Cukup
-
Skor 0 :
Salah
∑ Skor Perolehan
Nilai
= --------------------------- x 100
Skor Maksimal
DAFTAR RUJUKAN
Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen
Dikdasmenum
Prastowo, A. 2011. Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
__________. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif
. Yogyakarta: Diva Press.
Raharjo, 2011. Pengembangan
Bahan Ajar Handout Sistem Penerima TV di SMK Piri 1 Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/10269/. Diundah pada 21 Februari 2017. Pukul
18.20.
Slirawati, D. 2010. Teknik Penyusunan Modul Pembelajran, (online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengmbGN%20Modul%20dan%20Bhn%20Ajar_0.doc) diakses 25 Februari 2017.
Sungkono,
dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar.
Yogyakarta: FIP UNY.
postingannya bagus!
BalasHapuspinjamanan
wah bagus kontennya. Bermanfaat
BalasHapus