Jumat, 09 Februari 2018

Langkah-Langkah Pembuatan Bahan Ajar Handout


CANDI SINGOSARI DI MALANG
JAWA TIMUR
(Handout)




MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengembangan Bahan Ajar
Yang dibina oleh Ibu Ulfatun Nafi’ah, M. Pd., 





Oleh
Ezra Imanuel Suwarno                                          Ilham Yudha Pradana 

Luvi Dyla Maulana                                                Muhammad Nashrulloh

                                           Ririn Trianingsih                    





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
Februari 2017



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Keberhasilan guru sebagai pendidik tidak pernah lepas dari model pembelajaran yang diterapkan kepada siswanya. Untuk memudahkan guru dalam penyampaian materi saat proses pembelajaran kepada peserta, diperlukan suatu bahan ajar. Menurut National Centre for Competency Based Training (2007) dalam Prastowo (2015), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Sedangkan, menurut Prastowo (2015) bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didikdan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan implementasi pembelajaran.
            Menurut Sungkono dkk., (2003) secara garis besar bahan ajar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional. Dampak dari pembelajaran konvensional  ini antara lain aktivitas guru lebih dominan dan sebaliknya siswa kurang aktif karena lebih cenderung menjadi pendengar sehingga proses pembelajaran dianggap tidak menarik karena kurang variatif.
            Dalam pembuatan bahan ajar sejarah, diperlukan kreativitas dalam pengemasan materi supaya tidak terkesan monoton. Diantara sekian banyak jenis bahan ajar, handout merupakan salah satu bahan ajar yang praktis dan mudah. Menurut Prastowo (2015), handout umumnya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena itu, kelompok kami akan membahas mengenai konsep-konsep mengembangkan handout bagi pembelajaran sejarah.

B.  Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik pengembangan bahan ajar handout?
2. Bagaimana konsep penyusunan handout “Candi Singasari” ?

C.  Tujuan 
1. Memaparkan karakteristik pengembangan bahan ajar handout.
2. Memaparkan konsep penyusunan handout “Candi Singasari”.

  

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Karakteristik Pengembangan Bahan Ajar Handout
Bahan ajar memiliki berbagai bentuk salah satunya berbentuk bahan cetak (printed). Bahan cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Salah satu bentuk bahan ajar tersebut adalah handout. Menurut Prastowo (2011: 79) Handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas dengan didukung oleh beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik guna memudahkan mereka pada saat proses pembelajaran. Sedangkan menurut pendapat Slirawati (2010) handout merupakan bahan ajar yang dituangkan secara ringkas yang berguna sebagai pegangan dalam pembelajaran. Dengan adanya handout guru membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran secara lebih terarah dan terfokus, karena handout adalah sejenis kisi-kisi materi ajar yang akan disampaikan oleh guru.
Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh kepada siswa. Meskipun handout memiliki karakteristik padat informasi, namun sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran. Handout dapat diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan tambahan bagi siswa. Handout dibedakan menjadi dua macam, yaitu handout mata pelajaran praktik dan handout nonpraktik. Selain itu handout juga memiliki beberapa bentuk, bentuk handout ada 3 yaitu: (1) Bentuk catatan, handout yang menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang suatu topik yang akan dibahas. (2) Bentuk diagram, handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang dilukis secara lengkap maupun yang belum lengkap. (3) Bentuk catatan dan diagram, handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua.
Untuk membuat handout, ada hal penting lain yang juga harus dipahami yaitu tentang keunikan, ciri khas atau karakteristik handout. Dengan memahami karakteristik handout, maka akan lebih mudah untuk mengidentifikasi ciri-cirinya agar kemudian dapat menyusunnya. Karakteristik dari bahan ajar handout ada tiga macam, yaitu: (1) merupakan jenis bahan cetak yang dapat memberikan informasi kepada siswa. (2) pada umumnya handout berhubungan dengan materi yang akan diajarkan pendidik dan (3) pada umumnya handout terdiri atas catatan baik lengkap maupun kerangkanya, tabel, diagram, peta, dan materi-materi tambahan lainnya (Prastowo, 2011: 81).
Sebagai bahan ajar handout tersusun atas unsur-unsur penyusunnya. Unsur-unsur penyusun handout disebut juga sebagai struktur handout. Unsur-unsur ini harus dipahami dan diketahui untuk bisa mmembuat handout dengan benar. Handout sebagai sebagai salah satu bentuk bahan ajar memiliki struktur yang terdiri atas dua unsur (komponen), yaitu judul dan pendukung (Diknas, 2004). Apabila dibandingkan dengan struktur bentuk bahan ajar cetak lainnya handout tergolong yang paling sederhana, karena hanya terdiri atas dua unsur. Adapun dua unsur tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, identitas handout. Unsur ini terdiri atas nama madrasah, kelas, nama mata pelajaran, pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman, mulai berlakunya handout, petunjuk, tugas, dan latihan kerja. Kedua, materi pokok atau materi pendukung pembelajaran yang akan disampaikan. Tetapi sebelum memilih materi pokok terlebih dahulu harus menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, supaya handout lebih tepat sasaran kepada siapa handout tersebut digunakan. Ditambah pula oleh Andriani dalam (Prastowo, 2011: 83) bahwa handout dapat berisi penjelasan, pertanyaan dan kegiatan para peserta didik, dan pemberian umpan balik ataupun langkah tindak lanjut. Sehingga handout menjadi bahan ajar yang bisa diperkaya dengan berbagai macam fungsi, salah satunya sebagai alat evaluasi

B.       Peranan Bahan Ajar Handout bagi Peserta Didik
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan yakni handout. Handout berisi point-point penting dari materi pelajaran yang sedang dipelajari sehingga tidak akan membuat siswa kebingungan dalam mempelajari suatu materi. Penggunaan handout dalam pembelajaran dapat memiliki beberapa fungsi seperti yang disampaikan oleh Steffen dan Peter Ballstaedt dalam Prastowo (2015: 80) bahwa fungsi handout antara lain:
a.       Membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat
b.      Pendamping penjelasan pendidik
c.       Bahan rujukan peserta didik
d.      Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
e.       Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan
f.       Memberi umpan balik
g.      Menilai hasil belajar

Tujuan Pembuatan Handout
Pembuatan handout memiliki beberapa tujuan (Prastowo: 2015:80) antara lain:
a.       Untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik
b.      Untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan
c.       Untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.
Selain itu penyusunan handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa manfaat, diantaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran serta melengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan oleh pendidik (Prastowo, 2015:81). Raharjo (2011) mengatakan bahwa fungsi handout adalah sebagai alat bantu sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Handout dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan pegangan siswa. 


BAB III
KONSEP PENYUSUNAN HANDOUT

A.      Tahap-Tahap Penyusunan Handout
Tahapan pengembangan handout tidak jauh berbeda dengan tahapan pengembangan modul. Yang membedakan keduanya, bahwa handout tidak selengkap modul. Jika modul dikembangkan untuk mencapai target pembelajaran tertentu maka handout dikembangkan untuk menutup kelemahan atau sebagai komplemen dari modul/buku/sumber belajar lain yang digunakan. Jika dilihat dari macamnya, handout dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu handout yang terlepas sama sekali dari buku utamanya dan bagian yang tak terpisahkan dari buku/modul yang digunakan untuk materi tertentu. Handout akan berisi materi baru jika dalam perkembangan pembelajaran ditemukan konsep/pemikiran atau masalah baru yang belum dibahas dalam modul/buku sumber yang digunakan. Sementara itu, handout akan berisi penjelasan yang lebih lengkap dari materi yang sudah dibahas dalam modul/buku atau diberikan dalam pembelajaran lisan.
Dalam penyusunan handout, maka handout tersebut paling tidak harus mengandung beberapa komponen, seperti menuntut pembicara secara teratur dan jelas, berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didengar. Aspek yang harus diperhatikan pada saat mengembangkan handout adalah kedalaman dan banyaknya materi. Jika informasi yang diberikan terlalu sedikit, pembaca tidak akan memperoleh manfaat apa-apa dari handout. Sebaliknya, jika informasi dalam handout terlalu banyak, pembaca akan enggan membacanya. Tantangannya adalah bagaimana mengisi dan menentukan informasi yang pas dalam suatu handout.

Tahapan pengembangan handout adalah sebagai berikut:

  1. Analisis kebutuhan
Setelah berkunjung ke SMKN 4 Malang dan bertemu dengan guru sejarah sekolah tersebut yaitu Ibu Tisna Hestiningstyas, S.Sos., S.Pd. kami berkesimpulan bahwa pengembangan bahan ajar handout ini sangat diperlukan oleh peserta didik karena materinya lebih singkat, padat, jelas, selain itu handout juga dapat memberikan informasi yang lebih detail yang tidak tercantum di dalam modul, buku, ataupun LKS.  Mengingat bahwa di SMKN 4 Malang pemberian handout kepada peserta didik jarang dilakukan, mereka hanya diberikan bahan ajar berbentuk buku, modul ataupun LKS. Menurut Ibu Tisna Hestiningtyas pengembangan bahan ajar berbentuk handout ini sangat diperlukan karena ketika guru sedang berhalangan hadir di dalam kelas, guru tetap bisa memberikan atau menyampaikan materi ajar kepada siswa melalui pemberian handout kepada peserta didik. Melalui bahan ajar berbentuk handout ini siswa akan lebih mengetahui dan memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai sejarah karena materinya hanya terpokok pada satu materi dan dijabarkan lebih jelas.

  1. Analisis Kurikulum
Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar. Dari hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih.
Menurut Kurikulum 2013 revisi terbaru, kelompok kami mengambil materi pokok Indonesia Zaman  Hindu-Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global  Tahap Awal dan materi ini disajikan pada peserta didik kelas X Semester I. Tujuan menganalisis kurikulum adalah agar dalam pembuatan bahan ajar berbentuk handout kita lebih terstruktur dan sesuai dengan kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini.
Setalah menganalisis kurikulum mengenai materi apa yang akan kita bahas dalam handout kita, maka selanjutnya adalah merumuskan kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti pelajaran untuk satu kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus pada peserta didik pada sub pokok bahasan yang sedang dihadapi. Dalam handout kali ini,  Kompetensi Dasar yang kami ambil yaitu Menganalisis karakteristik  kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta  menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
a)                    Merumuskan Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Keberadaan indikator ini akan menjadi acuan terhadap berhasil atau tidak berhasilnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan itu, guru sangat diharapkan dapat memahami tentang indikator. Dapat dirumuskan bahwa indikator merupakan kompetensi yang lebih spesifik. Apabila serangkaian indikator dalam satu Komepetensi Dasar dapat dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut sudah terpenuhi.
Indikator yang kami ambil dalam penyusunan handout ini adalah
a.       Mendiskripsikan sejarah singkat Kerajaan Singhasari beserta raja-raja dan masa pemerintahannya
b.     Mendiskripsikan pengelompokkan Candi di Indonesia.
c.      Mendiskripsikan perbedaan langgam candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
d.      Mendiskripsikan sejarah Candi Singosari, Asitektur dan Ornamen yang yang terdapat pada Candi Singosari
KD
Indikator
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Jenis Bahan Ajar
Menganalisis karakteristik  kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta  menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Siswa dapat:
a.     Mendiskripsikan sejarah singkat Kerajaan Singhasari beserta raja-raja dan masa pemerintahannya
b.   Mendiskripsikan pengelompokkan Candi di Indonesia.
c.    Mendiskripsikan perbedaan langgam candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
d.    Mendiskripsikan sejarah Candi Singosari, Asitektur dan Ornamen yang yang terdapat pada Candi Singosari

1.    Kerajaan Singhasari
a.    Sejarah singkat Kerajaan Singhasari.
b.    Raja-raja Masa Pemerintahan Kerajaan Singhasari.
2.    Pengelompokan Candi di Indonesia
a.    Pengelompokan Candi
b.    Langgam Candi di Indonesia
3.    Candi Singosari
a.    Sejarah dan Lokasi Candi Singosari
b.    Arsitektur Candi Singosari.
c.    Ornamen Candi dan Arca
1.    Membaca materi dan melihat gambar-gambar tentang Candi Singosari.
2.    Siswa berdiskusi dengan tema tentang Candi Singosari.
3.    Siswa mendiskusikan pengelompokan candi Hindu di Indonesia khususnya di Kota Malang.
4.    Siswa berdiskusi mengenai Arsitektur dan Ornamen Candi Singosari.
Handout
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari analisis di atas, jenis bahan ajar diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan dalan semakin mudah guru menentukan jenis bahan ajarnya.

3. Menentukan Judul Handout
Dalam menentukan judul handout ini harus disesuaikan dengan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan dicapai (Prastowo, 2015:88). Judul handout ini harus mencakup seluruhnya dari materi yang akan kita ajarkan kepada peserta didik.  Dalam penyusunan handout kali ini, kelompok kami mengambil judul Candi Singosari di Malang Jawa Timur. Alasan kami mengambil judul tersebut karena dilihat dari kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik. Selain itu kami mengambil objek Candi Singosari karena candi ini berada di Kota Malang dan dapat dijangkau langsung oleh peserta didik apabila mereka ingin langsung berkunjung ke candi tersebut untuk melihat ornamen, struktur, dan relief dari Candi Singosari. Selain itu mereka juga bisa melihat dan mengamati kondisi sosial masyarakat di sekitar Candi dan mendapat pengetahuan lain yang tidak ada di dalam handout, buku, modul ataupun LKS.

4.      Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan.
Proses pegumpulan referensi ini diharuskan menggunakan sumber referensi yang sesuai dengan materi dan dapat dipercaya sumbernya. Sumber referensi dapat berupa buku, jurnal, karya ilmiah ataupun juga bisa dari internet. Hal yang harus diutamakan dalam mencari referensi adalah keterkaitan buku dengan materi yang dibahas setelah mencari sumber buku, jika merasa kurang dalam pendalaman materi, kita juga dapat mencari sumber dari internet dengan ketentuan sumber penulisan internet tersebut harus dipercaya dan dapat dipertenggung jawabkan sehingga para pembaca handout ini yakin dengan materi yang disajikan.
Dalam penyusunan handout kali ini, berikut ini adalah sumber-sumber yang kami gunakan dalam penulisan materi Candi Singosari :
a.       Sumber Buku:
-        Ayatrohaedi. 1981. Dialektologi: Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta.
-        Brahmantyo, G. 1998, Perwara Sejarah. Malang: IKIP Malang.
-        Durmacay, J. 1984. Gubahan Arsitektur di Jawa Timur. Dalam Amerta. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
-        Issatriadi. 1970. Kepurbakalaan Indonesia, Alih Bahasa Jilid I. Surabaja: Djurusan Sedjarah FKIS-IKIP Negeri Surabaja.
-        Kempers, A. J. B. 1959. Ancient Indonesian Art. Cambrigde Massachussetts: Harvard University Press.
-        Mangunwijaya. 1988. WASTU CITRA. Jakarta: Penerbit GRAMEDIA.
-        Miksic. 2002. Indonesian Heritage. Sejarah Awal Vol 1. Jakarta: Penerbit Buku AntarBangsa.
-        Mulyana, S. 1978. Negarakrtagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bharata.
-        Munandar, A. A. 2008. Ibukota Majapahit Masa Jaya dan Pencapaian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
-        Munandar. 1993. Kesenian Pada Masa Majapahit, Tinjauan Ringkas, Bidang Kesenian Rupa dan Seni Sastra. Makalah Simposium Peringatan 100 tahun Majapahit. Mojokerto. Jawa Timur
-        Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. ( Eds.). 2010. Zaman Kuno. dalam R.P Soejono dan R.Z Leirissa (Eds.). Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
-        Santikno, H. 1995. Seni bangunan Sakral Masa Hindu-Buddha di Indonesia (Abad VIII-XV Masehi): Analisis Arsitektur dan Makna Simbolik,”Naskah Pidato pada Upacara Pengukuhan sebagai Guru Besar Madya Tetap pada Fakultas Sastra UI tanggal 9 Desember 1995.
-        Soetarno, R. 1987. Aneka Candi Kuno di Indonesia. Semarang: Dahara Prize.
-        Sumadio, B. 1992. Zaman Kuno (dalam Poesponegoro & Notosusanto (ed) Sejarah Nasional Indonesia II Edisi ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.
b.      Sumber Internet
-          http://1.bp.blogspot.com/_d2tztFMG3DM/TCgewkhsSnI/AAAAAAAAAXM/Fx2tXIzmx_8/s1600/candi+singosari+singhasari+malang+4.jpg
-          https://gpswisataindonesia.files.wordpress.com/2014/02/af192-07010097.jpg
-          https://2.bp.blogspot.com/-m6UE5briMX4/V7FbiFT3lRI/AAAAAAAABNo/11OIdIL39B4XK519CYpsGhOCu7qgszmFQCLcB/s1600/krtanegara_bhairawa.jpg
-          https://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/02/durga001.jpg
-          https://begituadanya.files.wordpress.com/2015/04/ganesha-04-rmv-1403-1681-photo-rmv-liggend.jpg
-          https://rentalmobilyogyakarta.net/wp-content/uploads/2013/02/Candi-singosari3.jpg
-          https://www.indonesiakaya.com/uploads/_images_gallery/1189_Arca-Resi-Agastya-yang-terdapat-di-Candi-Singosari-2.jpg
-          http://www.eastjavatraveler.com/wp-content/uploads/2012/12/ejtcom_singosari_2.jpg
-          http://media.viva.co.id/thumbs2/2015/12/23/355848_arca-prajnya-paramita-di-candi-singasari_641_452.jpg

  1. Menulis materi handout
Dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya antara 3 sampai 7 kalimat. Namun, panjang pendeknya kata sebenarnya tidak mempengaruhi, yang mempengaruhi adalah isi dari kalimat tersebut yaitu apa mudah dimengerti ataupun tidak. Handout dapat diisi dengan informasi dalam bentuk naratif deskriptif, tabel, diagram, gambar dan foto. Pilihan penggunaan kata-kata, tabel, atau gambar ini tergantung dari materi yang akan disajikan.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan gambar banyak digunakan pada saat kita mencoba menyampaikan sesuatu, termasuk pada saat kita mengembangkan handout, diantaranya adalah
a.       Mempengaruhi. Gambar dapat mempengaruhi orang yang melihatnya.
b.      Deskripsi. Narasi saja terkadang tidak mencukupi, dengan gambar informasi yang ingin disampaikan dapat lebih jelas dipahami.
c.       Ilustrasi. Gambar dapat membantu kita untuk membayangkan pesan yang ingin disampaikan.
Materi handout kali ini lebih difokuskan mengenai Candi Singosari di Malang Jawa Timur. Salah satu peninggalan Kerajaan Singhasari adalah Candi Singosari yang terletak di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
·      Candi Singosari didirikan pada tahun 1304 M, sebagai tempat pemujaan terhadap Raja Krtanagara atas perintah dari ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawisnudwardhani.
·      Tahun 1901: Komisi Arkeologi Belanda mengadakan penyelidikan terhadap Candi Singosari.
  • Tahun 1934: Departemen Survei Arkeologi dari pemerintah Hindia Timur merestorasikan Candi Singosari.
  • Tahun 1937: Selesai pemugaran
  • Bangunan suci yang berbentuk candi melambangkan tiga lapisan dunia kehidupan (triloka):
a)      Bagian pertama berupa dasar yang melambangkan dunia manusia yang masih terikat kepada hawa nafsu keduniawian, yakni tempat orang yang bersalah dan berdosa, atau disebut dengan dunia Bhurloka.
b)      Bagian kedua, berupa tubuh candi yang melambangkan dunia manusia yang telah terlepas dari nafsu dan keterikatannya pada duniawi atau disebut dengan bhuwarloka
c)      Bagian ketiga berupa atap candi yang melambangkan dunia kedewataan, atau disebut dengan swarloka
  • Keindahan seni bangunan candi Singosari terletak pada gaya atau langgam dari aliran Ciwa-Buddha.
  • Bagian candi Singosari:
a)      Bagian tengah terdapat lingga dan yoni.
b)      Sebelah kiri dan kanan terdapat arca Mahakala dan Nandiswara.
  • Terdapat beberapa ornamen candi dan arca yang terdapat di Candi Singosari, diantaranya adalah Kepala Kala, Arca Siwa Bhairawa, Arca Durgamahisasuramardini,Arca Ganesya, Arca Rsi Agastya, Arca Prajnaparamita, Arca Dewi Parwati, Arca Kendaraan Dewa Surya  
  1. Melakukan Penilaian Keberhasilan Belajar Mengajar Dan Evaluasi
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui test prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, test prestasi belajar yang digunakan dalam handout kali ini adalah test Formatif. Teknik penilaian ini dilakukan dengan menjawab 15 soal obyektif, 5 soal isian dan 1 pertanyaan untuk didikusikan di dalam kelompok kecil.
a.       Bobot untuk soal obyektif adalah 3 jika jawaban itu benar dan 0 jika jawaban salah
b.      Bobot soal untuk soal uraian adalah
-        Skor 5         : jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/ tepat sesuai dengan kajian pembelajaran pada handout.
-        Skor 4         : jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/mendekati kajian pembelajaran pada handout.
-        Skor 3         : jika peserta didik menjawab tidak terlalu jelas/tepat dengan kajian pembelajaran pada handout.
-        Skor 2         : jika peserta didik menjawab tidak sesuai dengan kajian pembelajaran pada handout.
-        Skor 0         : jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan.
c.       Bobot untuk soal diskusi
-          Skor 30            : Baik sekali
-          Skor 20            : Baik
-          Skor 10            : Cukup
-          Skor 0              : Salah

      ∑ Skor Perolehan
Nilai     = --------------------------- x 100
        Skor Maksimal


DAFTAR RUJUKAN

Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum  
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
__________. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Yogyakarta: Diva Press.
Raharjo, 2011. Pengembangan Bahan Ajar Handout Sistem Penerima TV di SMK Piri 1 Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/10269/. Diundah pada 21 Februari 2017. Pukul 18.20.
Slirawati, D. 2010. Teknik Penyusunan Modul Pembelajran, (online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengmbGN%20Modul%20dan%20Bhn%20Ajar_0.doc) diakses 25 Februari 2017.
Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.






2 komentar:

Praaksara: Peninggalan Zaman Paleolitik dan Mesolitik atau Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Serta Lanjut

Pernahkah kita berpikir mengenai peralatan masak yang ada di dapur ibu kita kemudian upacara pemakaman yang ada di Tanah Toraja hingga kep...