Jumat, 09 Februari 2018

Feminisme Di Amerika Serikat


MUNCULNYA GERAKAN FEMINISME DAN PERKEMBANGANNYA
DI AMERIKA SERIKAT TAHUN 1789-1966

Abstrak: Pada hakikatnya perempuan dan laki-laki diciptakan dengan sama dan setara namun pasca Amerika Serikat merdeka tahun 1776 terdapat permasalahan pada perempuan mengenai ketidakadilan dan diskriminasi gender yang dilakukan oleh kaum pria pada perempuan. Hal tersebut mendorong kaum perempuan mengadakan gerakan untuk memperoleh haknya. Metode yang digunakan peneliti dalam penulisan artikel ini yaitu melalui studi pustaka. Hasil penelitian artikel ini diharapkan mampu memaparkan awal kemunculan feminisme serta arah perkembangannya di Amerika Serikat.
Kata kunci: Feminisme, Elizabeth Cady Stanton, Amerika Serikat

Abstract: Essentially women and men are created equally and equally but post-United States independence in 1776 there is a problem for women about the injustice and gender discrimination perpetrated by men in women. It encourages women to hold movement to get their rights. The method used by researchers in writing this article is through literature study. The results of this article is expected to explain the beginning of the emergence of feminism and the direction of its development in the United States.

Keywords: Feminism, Elizabeth Cady Stanton, USA

Berkembangnya feminisme di Amerika tidak lepas dari kondisi dunia barat atau eropa pada abad pertengahan yaitu masa abad pertengahan ketika gereja berperan sebagai pusat kekuatan tertinggi dari sebuah pemerintahan. Pada tahun 1560 dan 1648 merupakan penurunan status perempuan meskipun telah dilakukan reformasi oleh pembaharu gereja. Peraturan yang dibuat oleh gereja telah membebani para perempuan  Pada saat itu hak dan kebebasan mereka diatur oleh gereja sehingga menimbulkan semangat para perempuan untuk terbebas dari kekangana gereja. Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya abad ke-17, kaum perempuan puritan berusaha untuk mendefinisikan aktivitas perempuan dengan mengabaikan doktrin-doktrin yang menjadi otoritas laki-laki, gereja/pendeta dan pemimpin politik.
Menurut Rokhmansyah (2016: 38) kata “feminisme dicetuskan pertaman kali oleh aktivis sosialis Perancis yaitu Charles Fourier pada tahun 1837. Ide yang diusungnya  adalah transformasi perempuan oleh masyarakat berdasarkan saling ketergantungan dan kerjasama, bukan pada kompetisi dan mencari keuntungan”. Pemikiran itulah yang telah mempengaruhi banyak perempuan dan mengkombinasikan antara emansipasi pribadi dengan emansipasi sosial. Pergerakan yang berpusat di eropa ini akhirnya berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak John Stuart Mill menulis artikel “The Subjection of Women pada tahun 1869.
Sejarah Munculnya Feminisme di Amerika Serikat abad 20
Pasca Amerika Serikat merdeka pada tahun 1776 kondisi kaum perempuan di Amerika mengalami ketidakadilan. Mereka tidak berhak membuat keputusan di dalam rumah tangganya, segala aktivitas mereka sangat dibatasi. Semua keputusan berada di bawah kekuasaan laki-laki baik mengenai keluarga, hak milik maupun anak-anak. Sejak itu, perempuan bahkan tidak berhak untuk memutuskan nasibnya sendiri. Pada saat terjadinya Revolusi Prancis pada tahun 1789 yang kemudian mempengaruhi Amerika Serikat serta mulai banyak bermunculan berbagai gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para kaum perempuan. Gerakan tersebut dinamakan dengan feminisme. Menurut Wiweko (2009: 43) feminisme merupakan sebuah pergerakan wanita tetapi juga bisa disebut sebagai perkembangan sikap wanita. Pada tahun 1792 mulai muncul gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan. Menurut Faizin (2014: 5) banyaknya bermunculan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan hal ini dikarenakan setelah Mary Wollstonecraft yang telah menulis sebuah karya tulis berjudul “Vindication of the Right of Women” yang isinya meletakkan dasar prinsip-prinsip feminisme di kemudian hari.
Munculnya pergerakan hak pilih perempuan sejalan dengan munculnya organisasi-organisasi sukarela perempuan atau “Women’s Voluntary Organizations”. Secara garis besar cita-cita tentang perempuan pada umumnya dan aturan-aturan penting yang dimanifestasikan keduanya muncul pada organisasi-organisasi perempuan dan dalam agenda sebagaimana yang diucapkan oleh Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton pada Konferensi Hak Asasi Perempuan pertama di Seneca Falls New York pada musim panas 1848. Pada akhir perang Sipil dan diperkuat adanya pergerakan hak perempuan sebagai emansipasi, bekerja keras dan bahkan memperluas hak pilih terhadap orang berkulit hitam pada 1870 berdasarkan amandemen ke-15 yang disebut dengan perhatian publik baru terhadap isu yang berkembang.
Pada konferensi tersebut dibahas mengenai kehidupan sosial, politik, agama dan dalam konferensi tersebut juga terbentuk sebuah deklarasi yang disebut dengan “Declaration of Sentimen”. Deklarasi ini dibuat berlandaskan Declaration of Independence yang menegaskan bahwa laki-laki dan wanita diciptakan sama. Deklarasi itu berisikan resolusi diantaranya hak memilih, persamaan dalam pendidikan, persamaan hak kesempatan kerja, hak milik dan penghapusan diskriminasi terhadap wanita. Di antara ke 12 resolusi tersebut namun hak memilih adalah hak yang paling banyak diperdebatkan sebelum sidang memutuskan untuk menyetujui resolusi tersebut. Usaha gerakan perempuan ini nampak berhasil karena salah satunya di dukung oleh pemerintah pada saat itu yaitu Presiden Woodrow Wilson. Presiden Wadrow Wilson adalah seorang pembaharu dalam sejarah Amerika yang sangat antusias pada gerakan wanita. Menurut Aruan (2011: 25) bahwa setelah disetujuinya bebereapa resolusi tersebut gerakan kaum perempuan mulai menapakkan hasilnya pada berbagai bidang kemajuan. Kemajuan-kemajuan yang tampak ialah berdirinya “New York Infirmary for Women and Children” pada 1854 dan “Female Medical School of Philadelphia” pada 1850 serta “Boston Medical School for Women” pada 1852.
Kemajuan lain yang tampak adalah pada wanita yang bekerja. Pada 1880 ada sebanyak 2,6 juta pekerja wanita yang bekerja sebagai pegawai negeri, guru dan perawat. Kenaikan jumlah ini berkembang sangat cepat hanya dalam waktu 10 tahun. Pada 1890 ada 4 juta wanita pekerja. Jumlah ini semakin meningkat menjadi 5,1 juta pada tahun 1900 dan 7,8 juta pada 1910. Meningkatnya jumlah pekerja wanita berdampak pada kesempatan luas dan fasilitas pendidikan untuk wanita dan sekolah-sekolah kejuruan didirikan untuk menunjang pendidikan dan keterampilan wanita dalam memasuki dunia kerja. Kemajuan pada bidang politik untuk bebas memilih tidak berjalan lancar seperti pada bidang pendidikan namun hal tersebut oleh kaum perempuan tetap diperjuangkan. Menurut Aruan (2011: 26) bahwa seiring dengan berjalannya waktu dalam pergerakan kaum perempuan terjadi  perbedaan pendapat sehingga pergerakan tersebut terbagi menjadi 2 kelompok yaitu “The National Women Suffrage Association” yang dipimpin oleh Sussan Betty Anthony dan Elizabeth Cady Stanton yang memfokuskan kegiatan kelompok untuk memperoleh suara serta menjauhkan diri dari isu-isu yang kontroversial. Kelompok yang kedua yaitu “The American Women Suffrage” yang dipimpin oleh Lucy Stone memfokuskan kegiatan kelompoknya dalam hal menegakkan hak-hak wanita. Dan pada 1890 kedua kelompok tersebut bergabung dan dinamakan dengan “National American Women Suffrage Association” (NAWSA) karena pada waktu itu hal yang difokuskan adalah memperjuangkan untuk memperoleh hak memilih.

Perkembangan Feminisme di Amerika Serikat
Sejarah perempuan di Amerika Serikat menjelaskan bahwa kaum perempuan diperlakukan layaknya kaum minoritas yang membuatnya terkekang serta tidak dapat beraktivitas bebas untuk memperoleh hak-haknya dalam tatanan sosial maupun politik sehingga perjuangan-perjuangan perempuan Amerika Serikat pun makin bermunculan. Meskipun tidak secara langsung memiliki peranan di bidang politik, kontribusi perempuan dalam membantu pemerintahan sebenarnya ada. Pada awalnya, peranan tersebut hanya mencakup dukungan seorang istri kepada suami yang memiliki jabatan di pemerintahan. Kemudian berkembang menjadi gerakan perempuan yang cukup signifikan yang memiliki pengaruh dalam sejarah Amerika Serikat. Kurangnya pengaruh perempuan di awal-awal berdirinya Amerika Serikat dibuktikan dengan sedikitnya tulisan dalam perjalanan politik Amerika Serikat yang membahas mengenai perempuan. Sehingga meskipun dikatakan sebagai pelopor negara demokrasi ternyata pun belum mengakui persamaan gender.
Feminisme sebagai filsafat dan gerakan sebenarnya berkaitan dengan Era Pencerahan di eropa pada abad ke-18 yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condercet. Menurut Rohkmasyah (2016: 38) pasca Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Perancis 1792 berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang baik daripada laki-laki dalam realitas sosialnya. Pada saat itu perempuan baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan. Oleh karena itu kedudukan perempuan tidak sama dengan laki-laki di hadapan hukum. Pada 1785 perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan di Middleburg sebuah kota di bagian selatan Belanda. Menurut Djajanegara (2000: 4) inti dari feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki.
 Gerakan Perempuan Gelombang Pertama
Gerakan hak suara perempuan dimulai dengan Konvensi Seneca Falls pada tahun 1848 di New York yang digelar oleh Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott. Hasil dari deklarasi tersebut menghasilkan ‘Declaration Of Sentiment” yang menuntut kesetaraan hak untuk perempuan. Kampanye hak perempuan selama feminisme gelombang pertama dipimpin oleh Lucretia Mott, Elizabeth Cady Stanton, Susan B. Anthony dan lain-lain. Feminisme gelombang pertama ini bergerak pada bidang penghapusan hambatan-hambatan hukum dalam kesetaraan gender misalnya pada hak suara dan hak milik. Pada akhir abad ke-19 beberapa negara bagian di barat telah memberikan hak suara penuh untuk perempuan, meskipun perempuan telah memperoleh kemenangan hukum yang signifikan, meraih hak dalam berbagai bidang seperti properti dan hak asuh anak.
Pada tahun 1912 gerakan feminis yang berjalan lambat mulai bangkit kembali dengan memfokuskan pada pada tuntutan untuk kesetaraan dan mengklaim bahwa korupsi dalam politik Amerika harus dibersihkan oleh perempuan karena laki-laki tidak mampu melakukannya. Kaum perempuan yang melakukan pemrotesan ini dinamakan  suffragette. Pemimpin gerakan feminisme di ibukota maupun kota-kota lainnya dipelopori oleh Alice Paul. Gerakan tersebut dinamakan “The National Women Suffrage Association” namun Alice Paul memisahkan dari “The National Women Suffrage Association” dan memilih untuk melakukan pendekatan secara moderat dengan mendirikan  National American Women Suffrage Association”. Setelah Perang Dunia Pertama, semakin banyak negara bagian Barat yang memberi hak suara untuk perempuan. Salah satu tokoh perempuan pertama yang terpilih adalah Jeannette Rankin dari Montana. Kongres meloloskan Amandemen Kesembilan Belas pada 1919 dan perempuan berhak memilih pada 1920.

Gerakan Perempuan Gelombang Kedua
Gelombang feminisme kedua di Amerika Serikat disebut juga sebagai gerakan pembebasan wanita gelombang kedua. Feminisme gelombang kedua ini terjadi pada periode tahun 1960 awal hingga 1980 akhir. Feminisme gelombang kedua ini membahas berbagai isu seperti ketidakadilan dalam hukum, seksualitas, ketidakadilan de facto, keluarga, tempat kerja dan hak-hak reproduksi. Pada tahun 1960 Betty Friedan menulis buku “ThFeminine Mystique” yang menentang pencitraan tradisional peempuan oleh media serta menunjukkan bahwa menempatkan perempuan di rumah dan membatasi kesempatan untuk bekerja mereka adalah penyia-nyiaan bakat dan potensi yang besar. Kaum feminis ini menuntut kedudukan profesional, pekerjaan ahli, memprotes upah rendah dan bekerja dengan upah yang sama dengan laki-laki. Mereka juga menuntut hak pilih reproduksi dan pelegalan aborsi. Namun sejak gerakan hak perempuan mulai tumbuh di Amerika pada 1840-an, selalu saja ada perbedaan pendapat di antara mereka yakni mereka yang percaya bahwa pada dasarnya perempuan adalah pribadi dan harus diperlakukan sama dengan laki-laki serta mereka yang yakin bahwa perempuan berbeda secara biologis dan psikologis. Perbedaan ini sudah tentu menimbulkan perdebatan dalam amandemen 19 yang menjamin hak pilih perempuan. “The Liberal National Organization for Women” atau disebut dengan NOW merupakan organisasi yang didirikan pada tahun 1966 . Organisasi ini berjuang untuk kemajuan pribadi perempuan. Salah satu usulan utama NOW adalah ratifikasi Equal Rights Amendment (ERA) atau Amandemen Persamaan Hak yaitu menghapuskan perbedaan perlakuan terhadap jenis kelamin dalam bidang hukum. ERA mewakili pendekatan individualis untuk persamaan. Menurut Meiliana (2016: 249) tujuannya adalah masyarakat tempat bagi perempuan dan laki-laki mempunyai status yang sama sebagai manusia individu. NOW memusatkan perhatian pada kendala-kendala yang mendefinisikan perempuan berbeda dengan laki-laki dalam hak dan kemampuan. Hal ini berhasil memaksa New York Times menghapuskan iklan klasifikasi pekerjaan yang spesifik “Male Only” atau “Female Only”.
Pada tahun 1960 persamaan hak masih belum sepenuhnya dinikmati oleh kaum wanita. Diskriminasi masih terus terjadi misalnya pada sekolah dan pekerjaan. Walaupun sekolah hukum dan medis menerima mahasiswa putri, tetapi kebanyakan sekolah-sekolah tersebut menentukan kuota calon mahasiswa putri yang hendak diterima di sekolah tersebut. Kaum laki-laki masih menganggap bahwa tugas dan tanggung jawab utama wanita adalah mengurus rumah tangga dan belum bisa bertanggung jawab sepenuhnya bila berada di posisi atas karena mereka mempunyai kendala-kendala tertentu seperti tidak dapat bekerja di malam hari atau hari libur. Menurut Aruan (2011: 29) adanya pendapat-pendapat yang memojokkan posisi mereka, menyebabkan kaum wanita bangkit kembali terutama kaum radikal (sejak 1920 gerakan wanita terbagi menjadi dua, yaitu gerakan wanita yang bersifat konservatif dan gerakan wanita yang bersifat radikal). Reaksi menentang kaum konservatif dipelopori oleh Betty Friedan, ia menyatakan bahwa tugas mengurus rumah tangga, merawat anak, dan mengurus suami adalah pekerjaan kasar dan membosankan. Sudah saatnya wanita menggunakan talentanya dan berusaha untuk bekerja keras di luar rumah. Sebagian wanita yang setuju dengan pendapat Betty kemudian membentuk sebuah organisasi yang bernama NOW (National Organization for Women). Tujuan organisasi ini ialah menata ulang lembaga-lembaga seperti pengasuhan anak, pendidikan, perkawinan, keluarga, politik, ekonomi dan lain-lain (persamaan hak).  

Penutup
Pasca Amerika Serikat merdeka kaum perempuan mengalami ketidakadilan oleh kaum laki-laki. Ketidakadilan dialami oleh kaum perempuan dalam hal pendidikan, sosial, pekerjaan, hak memilih dan sebagainya. Akibat dari adanya ketidakadilan terhadap kaum perempuan, pada tahun 1972 mulai banyak bermunculan gerakan-gerakan. Gerakan ini dinamakan dengan feminisme serta bertujuan untuk mendapatkan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.
Feminisme di Amerika Serikat dipelopori oleh Elizabeth Cady Stanton, Susan Betty Anthony, Lucretia Moot dan lainnya. Mereka melakukan gerakan tersebut di ibukota dan kota-kota besar. Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Stanton mengungkapkan cita-citanya atau keinginan kaum perempuan yaitu pada  Konferensi Hak Asasi Perempuan pertama di Seneca Falls New York pada musim panas 1848. Pada konferensi tersebut dihasilkan “Declaration Of Sentimen” dimana deklarasi ini hampir sama dengan “Declaration Of Independent” yang berjumlah 12 resolusi. 12 resolusi tersebut berisi kesetaraan hak wanita dalam hal pendidikan, sosial, agama, hak memilih dan lain-lainnya. Seiring berjalannya waktu feminisme di Amerika Serikat semakin berkembang, sehingga muncul aliran feminisme konservatif dan radikal serta ideologi aliran feminisme.

Daftar Pustaka
Aruan, R. 2011. Emansipasi Wanita Amerika dari Masa ke Masa. Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Budaya dan Sosial (LENTERA), 4(2), 25””30. DOI: 155-3-2649  (online)

Djajanegara, S. 2000. Kritik Sastra Feminisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Faizin, K. 2014. Mengintip Feminisme dan Gerakan Perempuan. Jurnal Pendidikan Sejarah, 1(1), 25””26. DOI: 1226-2635-2PB (online)

Meiliana, S. 2016. Perdebatan Mengenai Perempuan di Amerika. Jurnal Ilmu Sejarah, 1 (1), 249. DOI: 51245-62 (online)

Rokhmansyah, A. 2016. Pengantar Gender dan Feminisme: Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminisme. Yogyakarta: Garudhawacana

Wiweko, P.A. 2009. The Analisis of the Tjird Wave Feminism in the Characterization of Desperate Housewives and Pride and Predudice. Bina Nusantara University


3 komentar:

Praaksara: Peninggalan Zaman Paleolitik dan Mesolitik atau Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Serta Lanjut

Pernahkah kita berpikir mengenai peralatan masak yang ada di dapur ibu kita kemudian upacara pemakaman yang ada di Tanah Toraja hingga kep...