Minggu, 25 Februari 2018

Praaksara: Peninggalan Zaman Neolitik atau Bercocok Tanam


Pada masa ini dikatakan sebagai tonggak pembaruan inovasi-inovasi baru yang menentukan peradaban dunia. Alat-alat yang dihasilkan dari yang sederhana kini sudah semakin kompleks. Perubahan yang mendasar terjadi pada beberapa aspek yaitu:
a.    Aspek teknologi
1.    Kapak Lonjong
Pada masa neolitik kapak yang dihasilkan sudah mengalami perubahan dari yang awalnya kasar dan berbentu seperti pecahan batu kini teksturnya sudah halus dan berbentuk lonjong dari ukuran kecil hingga besar. Nama kapak lonjong didasarkan pada penampangnya yang lonjong. Kapak lonjong ditemukan di Siram Gorong Tanimbar Papua, Leti Minahasa dan Serawak.

2.    Kapak Beliung Persegi
Kapak beliung persegi dikenalkan oleh peneliti Von Heine Geldern berdasarkan penampang alat-alatnya yang berbentuk persegi dan trapesium. Selain berguna sebagai kapak, kapak persegi juga dapat digunakan untuk keperluan lain bergantung pada ukuran dan bentuknya. Kapak persegi berukuran kecil digunakan untuk memotong kayu sedangkan kapak persegi berukuran besar berbentuk beliung digunakan sebagai alat cangkul.    

3.    pakaian
Adanya kemajuan dari segi alat yang digunakan pasti terdapat kemajuan dari segi yang lainnya. Masyarakat Praaksara yang sudah hidup secara menetap dan telah mengenal pembagian sistem kerja juga telah mengenal pakaian. Dibuktikan dengan penemuan alat pemukul kayu yang digunakan untuk menghaluskan kulit kayu sebagai bahan dasar pakaian. Alat ini ditemukan di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan hingga saat ini kebudayaan menghasilkan pakaian dari kulit kayu juga masih berkembang.     

4.    Perhiasan

Selain telah mengenal pakaian mereka juga mengenal perhiasan yang terbuat dari batu-batu kecil yang dihaluskan. Perhiasan tersebut diantaranya gelang, kalung dan anting-anting. Perhiasan ini ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dan ketika mereka meninggal barang-barang tersebut atau barang-barang yang mereka sukai dimasukkan ke dalam peti kubur sebagai bekal kubur, hal ini dimaksudkan agar ketika roh yang telah meninggal bisa tenang dengan membawa barang-barang miliknya.
5.    Batu pipisan dan giling

6.    Gerabah

b.   Aspek ekonomi
bercocok tanam, beternak, perdagangan dengan cara barter
c.    Aspek sosial
 Menetap, bentuk masyarakat agraris, mengenal pembagian kerja dan pengembangan konsep kepercayaan.
Bukti-bukti jika mereka sudah menetap adalah banyak ditemukan bangunan-bangunan batu besar. Banyaknya ditemukan bangunan-bangunan besar sehingga masa neolitik juga disebut dengan masa megalitik yaitu tradisi pendirian bangunan-bangunan besar serta memiliki fungsi.
Penggolongan Tradisi megalitik dibagi menjadi dua yaitu
1.        Megalitik tua (pada masa Neolitik)
Hasil kebudayaan :
a.      Menhir
Menhir merupakan batu berdiri sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang. Mereka menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Ada menhir yang berdiri sendiri dan ada juga menhir yang berdiri secara kelompok. Selain sebagai tempat pemujaan, digunakan sebagai media penghormatan, menampung kedatangan roh, sebagai lambang. Menhir banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Tengah.

b.      Dolmen

Dolmen merupakan meja batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan sesaji terhadap roh nenek moyang. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat. Agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas,maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pada zaman itu sudah menyakini adanya hubungan antara orang yang sudah meninggal dengan orang yang masih hidup.


c.       Pelinggih batu, tembok batu dan jalan batu

2.        Megalitik muda (pada masa Peleometalik/perunggu)
Hasil kebudayaan :
a.      Peti kubur batu

Kubur batu adalah peti jenazah yang terbuat dari batu pipih. Sisinya berdinding papan batu,begitu juga alas dan bidang atasnya. Kubur batu merupakan peti yang papan-papannya lepas satu dari lainnya. Kubur Batu paling banyak ditemukan didaerah Kuningan,Jawa Barat.

b.      Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu tunggal). Bentuknya seperti lesung atau palung tetapi memiliki tutup. Daerah yang memiliki banyak Sarkofagus adalah di daerah bali. Sarkofagus yang ditemukan didaerah Bali masih dianggap memiliki kekuatan magis hingga saat ini. Didalam Sarkofagus ditemukan tulang-belulang manusia



c.       Batu temu gelang
     Biasanya oleh masyarakat Praaksara digunakan untuk mengikat hewan ternak atau sebagai pondasi bagunan







d.      Waruga

Waruga adalah sebuah kubur batu yang memiliki bentuk kubus ataupun bulat. Waruga terbuat dari batu utuh dan banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Waruga biasanya memiliki bentuk seperti rumah.




e.       Arca batu


1 komentar:

Praaksara: Peninggalan Zaman Paleolitik dan Mesolitik atau Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Serta Lanjut

Pernahkah kita berpikir mengenai peralatan masak yang ada di dapur ibu kita kemudian upacara pemakaman yang ada di Tanah Toraja hingga kep...