Minggu, 25 Februari 2018

Praaksara: Peninggalan Zaman Paleolitik dan Mesolitik atau Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Serta Lanjut


Pernahkah kita berpikir mengenai peralatan masak yang ada di dapur ibu kita kemudian upacara pemakaman yang ada di Tanah Toraja hingga kepercayaan pada suatu roh yang saat ini masih ada di lingkungan sekitar kita, tahukah kalian bahwa semua hal tersebut berasal dari kehidupan masyarakat zaman Praaksara. Lalu apakah itu zaman Praaksara? Kata Praaksara di dalamnya terdapat dua arti yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara yang artinya tulisan, jadi apabila ditarik kesimpulan Praaksara adalah zaman dimana kehidupan manusia purba belum mengenal tulisan hingga mengenal tulisan. 
Zaman Praaksara menurut konsep lama (model teknologis) oleh Callensfels, Herne Geldern, Hoop dan Heekeren tahun 1924 dibagi menjadi 4 zaman yaitu:
1.      Peleolitik
2.      Mesolitik
3.      Neolitik
4.      Perunggu-besi/logam awal/paleometalik
Kemudian muncul konsep baru (model sosial ekonomis) tahun 1970 ketika diadakan Seminar Sejarah Internasional di Yogyakarta. Konsep ini dibawa oleh R.P Soeyono, konsep tersebut yaitu:
1.      Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
2.      Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
3.      Masa bercocok tanam
4.      Masa perundagian
 Adapun manusia purba yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana yaitu
1.      Meganthropus Palaeojavanicus
2.      Phitecanthropus Mojokertensis
3.      Phitecanthropus Erectus
4.      Phitecanthropus Soloensis
5.      Homo Wajakensis
6.      Homo Sapiens
Perlu diketahui hasil kebudayaan masa Paleolitik hingga masa peleometalik mengalami evolusi. Evolusi tersebut dimulai dari sikap tubuh dan cara bergerak, tangan serta kepala. Tangan merupakan anggota tubuh yang penting karena dimanfaatkan untuk membuat sesuatu atau sebuah alat. Alat-alat yang mereka ciptakan seiring dengan berjalannya waktu juga telah mengalami peningkatan mulai dari bentuk hingga fungsinya. Mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Alat-alat apa saja yang telah mereka hasilkan, untuk itu berikut pembahasannya...

1.      Masa Paleolitik/masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
Pada masa paleolitik alat-alat yang dihasilkan masih sangat sederhana dan ujungnya masih kasar. Semua alat-alat yang dihasilkan memiliki fungsi masing-masing.
a.      Kapak Perimbas/Penetak

Pada umumnya yang namanya kapak pasti memiliki tangkai kapak namun pada kapak perimbas ini tidak memiliki tangkai kapak. Salah satu ujung kapak perimbas dibuat runcing kemudian ujung-ujung yang lain dibuat tumpul fungsinya untuk tempat genggaman. Cara pemakaian Kapak Perimbas dengan digenggam menggunakan jari-jari tangan. Fungsi alat ini digunakan untuk menebang kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Jenis manusia purba yang menggunakan Kapak Perimbas adalah Pitecanthropus. Alat ini ditemukan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat (Sumatra Selatan) dan paling banyak ditemukan di Pacitan, maka oleh Ralp Von Koenigswald disebut dengan kebudayaan Pacitan.

b.      Alat Serpih Bilah


Alat serpih merupakan alat yang terbuat dari batu chalcedon. Bentuk alat ini mirip dengan kapak perimbas namun ujung-ujungnya dibuat tajam dan batunya sedikit memipih. Fungsi dari alat ini yaitu digunakan untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Alat serpih banyak ditemukan di Sungai Baksoka dan masih termasuk dalam kebudayaan Pacitan.

c. Alat Tulang
 
Salah satu peninggalan Paleolitikum selain dari batu ada alat tulang. Alat ini berasal dari tulang binatang yang mereka jadikan buruan. Biasanya berasal dari binatang seperti rusa, babi dan lainnya. Bentuknya memanjang dan ujungnya dibuat tajam atau bergerigi. Fungsi dari alat ini untuk mengambil ubi dan keladi dari dalam tanah serta untuk mengangkap ikan. Alat-alat ini ditemukan di Ngandong Blora Jawa Tengah. Selain itu dalam penggolongan alat tulang di dalamnya terdapat alat sudip, mata tombak, alat dari duri ikan pari dan batu-batu bundar yang fungsinya bola diikat kemudian dilempar pada stegodon.

2.    Masa Mesolitik/Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut 
Pada masa mesolitik penelitian ditekankan pada pantai dan goa karena banyak ditemukan situs-situsnya. Mereka sudah mulai hidup semi menetap dan mulai mengenal penguburan. Adapun alat-alat yang dihasilkan antara lain
a.         Kjokkenmodinger (sampah dapur) 

Kjokkenmodinger merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Denmark yaitu Kjokken yang berarti sampah dan modding yang berarti dapur, jadi kjokkenmodinger adalah sisa makanan manusia purba yang telah menjadi fosil berupa timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput dengan ketinggian mencapai  ± 7 meter. Kjokkenmodinger banyak ditemukan di sepanjang tepi pantai Timur Sumatera antara Daerah Langsa hingga Medan. Serta ditemukan sebuah kapak genggam oleh P.V. Van Stein Callenfels tahun 1952, kapak yang ditemukan berbeda dengan masa paleolitik.  

b.        Kapak Genggam Sumatera

Kapak Sumatera atausumatralith merupakan sejenis kapak genggam yang terbuat dari batu yang dipecah atau dibelah. Kapak genggam ini banyak ditemukan di Kjokkenmodinger sepanjang Pantai sumatera Timur Laut antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara). 

c.         Gua (Abris Souce Roche) dan Seni lukis

Gua Lowo


Abris Souce Roche merupakan tempat tinggal manusia pada masa Mesolitik yang memiliki fungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Penelitian pertama dilakukan di goa dekat Sampung Ponorogo Jawa Timur oleh P.V. Van Stein Callenfels tahun 1928-193. Alat-alat yang ditemukan di dalam gua antara lain ujung panah, alat serpih bilah, batu pipisan dan alat dari tulang. Penelitian mengenai lukisan dilakukan di dinding goa Sulawesi Selatan oleh Heekeren tahun 1950 di Leang Patta E. Di dinding goa terdapat lukisan cap tangan dan hewan babi rusa dengan menggunakan cat merah dari adanya bukti tersebut kuat dinyatakan bahwa manusia purba pada masa itu telah mengenal seni lukis.  

d.        Penguburan

Masyarakat masa Mesolitikum di Indonesia telah mengenal sistem kepercayaan dan penguburan mayat. Lukisan yang ada di Pulau Seram dan Papua merupakan contoh gambar yang dianggap memiliki kekuatan magis untuk penolak roh jahat. Bukti-bukti penguburan pada masa mesolitik ditemukan Goa Lawa Sampung Ponorogo. Mereka yang telah meninggal dibekali dengan alat-alat keperluan sehari-hari serta perhiasan dari batu.  


4 komentar:

Praaksara: Peninggalan Zaman Paleolitik dan Mesolitik atau Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Serta Lanjut

Pernahkah kita berpikir mengenai peralatan masak yang ada di dapur ibu kita kemudian upacara pemakaman yang ada di Tanah Toraja hingga kep...