Jumat, 09 Februari 2018

Pengaruh Modernisasi Pendidikan Mesir Terhadap Tokoh Indonesia

Mesir adalah sebuah negara yang terletak di Benua Afrika. Sebagian wilayahnya terletak di Afrika bagian Timur Laut. Mesir sebelum mengalami modernisasi dan maju seperti sekarang ini di Mesir terdapat sebuah peradaban kuno,hingga akhirnya pada masa kejayaan Islam Mesir akhirnya dikuasai oleh Islam tahun 642 Masehi. Islam mengalami puncak kejayaan di berbagai bidang dan menjadi kiblat peradaban di dunia ketika dikuasai Dinasti Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad, keturunan Bani Ummayah di Spanyol dan Dinasti Fatimiyah di Mesir. Ketiga kerajaan tersebut ikun andil dalam melakukan membangun peradaban Mesir yang baru serta mengharumkan nama Islam. Keterlibatan ketiga kerajaan dalam membangun peradaban Mesir nantinya akan menjadi penyebab kebangkitan Bangsa Eropa dari keterbelakangan khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kejayaan kerajaan Islam yang dibangun kini mulai meredup pada abad ke-6 hingga abad ke-9 Masehi, kemudian mencapai puncaknya pada abad ke-12. Pada masa puncak kejayaan Islam munculah serangan dari pasukan Salib dengan perang sucinya yang terjadi hampir dua abad. Serangan-serangan dari bangsa asing mulai berdatangan, menurut Yatim (2007: 111) yaitu serangan dari Hulagu Khan cucu dari Jengis Khan yang menghancurkan Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan perdaban Islam yang kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan. Peradaban Islam di Mesir hancur namun sedikit demi sedikit mulai dibangun kembali, sementara itu  di  Eropa mulai mengalami kemajuan yang ditandai dengan adanya Renaissance. Pada saat Islam masih membangun perdabannya Bangsa Barat mulai datang untuk menjajah.
Secara historis sebelum menuju pada modernisasi pendidikan dan kedatangan Bangsa Barat, di Mesir sudah mengenal adanya pendidikan. Penaklukan Bangsa Barat yaitu dari Perancis telah mengenalkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya pada Mesir ketika berhasil menaklukkanya. Hal inilah yang mendorong munculnya tokoh-tokoh pembaharu pendidikan Islam di Mesir. Pembaharuan pendidikan Islam di Mesir yang dilakukan oleh tokoh-tokoh terkenal dengan memasukkan ilmu pengetahuan Bangsa Barat ke dalam pendidikan Islam.
Tokoh-tokoh pembaharu pendidikan Islam tersebut antara lain seperti Muhammad Ali Pasya, Rasyid Ridha, Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al Afgani. Mereka melakukan pembaharuan dalam hal pendidikan. Menurut Prof. Richey dalam bukunya “Planning for teaching an Introduction to education” dijelaskan bahwa pendidikan adalah yang berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan danperbaikan kehidupan suatu masyarakat terurama membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penunaian kewajiban dan tanggungjawabnya di dalam masyarakat”.

Pengaruh Modernisasi Pendidikan Mesir bagi Negara Indonesia.
Berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa didorong oleh masa Renaissance dan revolusi industri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan pesat sehingga mempengaruhi daerah jajahannya yaitu Mesir salah satunya. Pasca pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Islam di Mesir juga telah mempengaruhi negara Islam yang lainnya. Salah satunya adalah Negara Indonesia yang memiliki masyarakat mayoritas menganut Agama Islam.
Sejarah pendidikan di Mesir khususnya Al-Azhar memiliki keterkaitan dengan dengan keberagaman Islam di tanah air melalui alumninya yang berkontribusi banyak untuk mengisi dan mengembangkan ilmu mencakup pada aspek kehidupan sosial, politik, budaya dan keagamaan. Peran mereka tersebar mulai dari sebagai akademisi, penceramah, budayawan, pengusaha, penegak hukum serta politik. Alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia, tidak lepas dari perkembangan Islam di Indonesia. Mengingat bahwa Al-Azhar merupakan institusi pendidikan yang telah banyak melahirkan tokoh-tokoh besar Indonesia. Selain melahirkan tokoh-tokoh besar Indonesia namun pengaruhnya juga dapat dilihat hingga kini.
Menurut konsep Mona Abaza dalam artikelnya Sukino (2016: 34) dijelaskan bahwa hubungan keilmuwan Indonesia dengan Al-Azhar melalui konsep pengembaraan untuk mencari ilmu. Kebiasaan tersebut telah mengikat dalam tradisi keilmuwan Islam dimulai ketika seseorang mengumpulkan Hadis sahih dengan cara mengembara dari satu ulama ke ulama negara yang lainnya. Tradisi itulah yang kemudian menjadi etos pengembangan keilmuwan Islam sehingga seorang santri Jawa harus mengembara jauh ke pusat ilmu pengetahuan di Mekah atau di Kairo tepatnya Al-Azhar.
Mekah yang dinilai lebih konservatif dibanding dengan Mesir yang menjadi pusat pengembangan pemikiran reformis, karena itu para santri dari Indonesia lebih tertarik belajar ke Kairo Mesir. Hal tersebut telah mengilhami munculnya gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Menurut Sukino (2016: 35) berawal dari hal tersebut, Mona Abaza mengelompokkan karakter masing-masing tokoh yang menempuh ilmu di Kairo Mesir dengan menggunakan analisa sosiologi pengetahuan sehingga menjadi jelas institusi pendidikan Al-Azhar pada satu periode melahirkan santri reformis yang kemudian mengambil peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Salah satu ulama Indonesia yang terkenal yaitu Kiai Ahmad Dahlan. Beliau seorang yang menguasai ilmu agama baik dari keluarga maupun daru usaha sendiri, juga tertarik pada keilmuwan umum yang saat itu didominasi oleh Barat. Menurut Karimi (2012: 61) melalui diskusi-diskusinya dengan banyak tokoh intelektual agamawan yang baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Rasyid Ridha dan bacaan-bacaan yang ia dapatkan selama ia menimba ilmu di Mekah telah membuatnya sadar bahwa kondisi umat Islam yang memprihatinkan adalah sumber utama suburnya penjajahan. Oleh karena itu beliau berusaha memurnikan terlebih dahulu akidah umat, memberikan perspektif baru terhadap pengajaran agama dan ilmu pengetahuan umum agar kesadaran umat tumbuh dengan sendirinya.
Pemikiran Kiai Ahmad Dahlan terinspirasi oleh Ibnu Taimiyah, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha yang selain dikenal sebagai reformis Islam di Mesir juga tokoh yang menyerukan persatuan umat Islam. Menurut Salam (2009: 92) gerakan reformasi dan modernisasi dunia Islam di Mesir memiliki pengaruh yang besar tidak hanya kepada negara-negara di wilayah Arab, namun juga ke Indonesia utamanya melalui penjabaran pemikiran tokoh-tokoh terkemuka tersebut oleh Kiai Ahmad Dahlan. Pengaruh pemikiran Muhammda Abduh terhadap Kiai Ahmad Dahlan misalnya dalam hal pembaharuan dan konsep gerakan. Pembaharuan tersebut memiliki kesamaan gerakan pembaharuan yang evaluatif dari Kiai Ahmad Dahlan yang meniru Muhammad Abduh sehingga lahirlah pembaharuan gerakan Islam yang baru di Indonesia yaitu Muhammadiyah. Menurut Afif dan Mimien dalam Karimi (2012: 64) menjelaskan bahwa sarjana Barat HAR Gibb dan Kramers menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah suatu pergerakan pembaharuan Islam di Indonesia setelah pergerakan pembaharuan di Mesir dan India.
Selain itu pemikiran tokoh pembaharu Islam di Mesir juga sudah menyebar di Pulau Sumatra khususnya di daerah Minangkabau. Menurut Anwar (2004: 90) selain dimasuki oleh pengaruh barat lewat pendidikan Sumatra Barat mengalami perubahan akibat proses modernisasi Islam. Aliran pembaharuan dalam Islam yang diajurkan oleh Muhammad Abduh di Mesir memasuki Minangkabau. Terjadi pertukaran pikiran yang sangat sengt antara kaum muda dengan kaum tua. Hal tersebut berpengaruh terhadap kehidupan dan kegiatan politik di Indonesia. Akibatnya didirikan gerakan politik Serikat Islam (SI) yang terpecah menjadi dua yaitu Serikat Islam Merah (muda) dan Serikat Islam Putih (tua).
Pada abad ke-21 ini, tradisi mengembara ilmu dari ulama ke ulama yang lainnya meski terhalang jarak hingga saat ini tradisi tersebut masih dilakukan. Universitas Al-Azhar sendiri telah membuka beasiswa S1 maupun S2 yang diperuntukkan bagi Indonesia. Setelah mereka menyelesaikan studinya dan kembali pulang ke tanah air, ilmu yang mereka dapatkan nantinya mereka gunakan untuk terjun ke dalam masyarakat sesuai dengan peran masing-masing dari mereka. Peran mereka dalam kehidupan bermasyarakat sangat beragam, misalnya sebagai pendakwah, akademisi maupun sebagai politikus.

Daftar pustaka

Anwar, R. 2004. Sejarah  Kecil “petite historie” Indonesia volume 1. Jakarta: KOMPAS 

Karimi, A.F. 2012. Pemikiran dan Perilaku Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan. Gresik: Muhi Press

Salam, J. 2009. K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya. Jakarta: Al-Wasat Publishing House

Sukino, A. 2016. Dinamika Pendidikan Islam Di Mesir Dan Implikasinya Terhadap Tranformasi Keilmuwan Ulama Nusantara. Jurnal Ilmiah Pendidikan. 1 (10), 34”36. ISSN: 1978-8169

Yatim, B. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada

2 komentar:

Praaksara: Peninggalan Zaman Paleolitik dan Mesolitik atau Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Serta Lanjut

Pernahkah kita berpikir mengenai peralatan masak yang ada di dapur ibu kita kemudian upacara pemakaman yang ada di Tanah Toraja hingga kep...